Kerajaan Melayu Dharmasraya dalam Manuskrip Tanjung Tanah
Disarikan Oleh
Frinaldi,
ST., M.Sc
Salah satu bukti sejarah tertulis
yang ditemukan tentang sejarah Kerajaan Melayu di Dharmasraya adalah
sebuah tulisan yang ditulis di media kertas yang dibuat dari kulit pohon
Mulberry (Broussonetia papyrifera Vent.), yang dikenal dengan dluwang.
Manuskrip ini ditemukan di Desa Tanjung Tanah oleh Petrus
Voorhoeve yang mengunjungi Sumatra tepatnya di Kabupaten Kerinci
pada bulan April dan Juli 1941 sehingga disebut juga dengan Manuskrip Tanjung Tanah. Nama Dharmasraya
terdapat dalam manuskrip ini, yang merupakan tempat dimana Patung AMOGHAPASA
yang dikirim oleh raja Jawa pada tahun 1208 Saka (1286 M).
Manuskrip Tanjung Tanah Berukuran 10 x 15 cm yang terdiri dari 17 lembar dan ditulis
pada kedua sisinya serta diman setiap halaman berisi tujuh baris tulisan dan
tidak dijilid serta tidak memiliki cover dan ditulis dengan tinta hitam.
Transliterasi terhadap manuskrip dibuat oleh Philologist Poerbatjaraka pernah
hilang pada waktu perang, dan ditemukan kembali oleh Antropolog Inggris pada
tahun 1975.
Manuskrip ini merupakan booklet
kecil yang ditulis pada media deluwang,
dimana dua halaman merupakan tulisan rèntjong, dan halaman lainnya adalah
tulisan Jawa Kuno, serta Kebanyakan isinya berisi daftar hukuman/denda dan
merupakan Buku Perundang-undangan Sarasamucchaya Versi Melayu.
Manuskrip Tanjung Tanah merupakan
bukti jelas bahwa budaya menulis di Kerajaan-kerajaan Melayu telah ada sebelum
pengaruh Islam masuk di Masyarakat Pesisir Asia Tenggara. Biasanya
aturan-aturan hukum pada periode Islam dibuka dengan kalimat Bismillahi
'rrahmani 'rrahim, namun Manuskrip Tanjung Tanah jelas ditulis sebelum
masuknya Islam ke Nusantara karena dimulai dengan kalimat Sanskrit, dan
ditandai dengan bulan-bulan Waisyak Tahun Saka.
Gambar 1. Lembaran Manuskrip
Tanjung Tanah
MANUSKRIP TANJUNG TANAH dan dharmasraya
Disebutkan dalam Manuskrip Tanjung
Tanah pada halaman 29 dan 30 bahwa Penguasa saat itu Paduka Ari Maharaja
Drammasraya (ditulis Drammasaraya dan Drammasraya), dimana aturan hukum
yang ada mengikat seluruh wilayah Kerinci (saisi bumi Kurinci), yang
berbunyi :
nyatnya titah maharaja drammasaraya // yatnya yatna sidang mahatnya saisi bumi kurinci si lunju kurinci // sasta
likitang kuja ali dipati diwaseban di bumi palimbang di hadappan paduka ari maharaja drammasraya //&//..//
Ini merupakan titah dari
Maharaja Drammasaraya [...] Yang diagungkan diseluruh Daerah Kurinci [...] di
tempat pertemuan daerah Palimbang, di hadapan Paduka Ari Maharaja of
Drammasraya"
HUBUNGAN KERAJAAN SINGOSARI & MALAYU di DHARMASRAYA
(Beberapa Teori Penjelasan)
Tujuan utama Krtanagara’s dari
Kerajaan Singosari menyerang Kerajaan Melayu adalah untuk menaklukan Sumatera
berdasarkan jejak sejarah yang terdapat pada Lapik Patung Amoghapasa yang
ditemukan di daerah Rambahan – Lubuk Bulang, Kec. Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya. Pada tahun 1208 Saka (1286 M) Krtanagara Raja Singasari memberikan
hadiah berupa patung Budha (Amoghapasa) kepada Penguasa Kerajaan Melayu. Patung
tersebut di bawa dari Jawa ke Sumatra dan ditempatkan di Dharmasraya (diantuk
dari bhumi Jawa ka Swarnnabhumi dipratistha di Dharmmasraya), dan seluruh penduduk di Bhumi Malayu
[...], dan khususnya Raja Srimat Tribuanaraja Mauliwarmadewa, rejoiced at the
presentation of the gifts" (Krom 1931:336).
Teori lainnya dikemukakan oleh C.C.
Berg yang mengemukakan bahwa Ekspedisi
Pamalayu dan ekspedisi lainnya dari penguasa-penguasa di Jawa merupakan bagian
dari far-reaching imperialistic dan secara sistematis telah
direncanakan, yang bertujuan untuk menyatukan Nusantara (Jawa dan Sumatra)
untuk menhadapi kemungkinan serangan dari China dengan membentuk Aliansi
anti-Mongol (Berg 1950-1951).
Teori Berg ini juga diperbaharui
oleh De Casparis, yang menyatakan bahwa pemberian Patung Amoghapasa harus
dilihat sebagai bentuk ungkapan persahabatan untuk membentuk aliansi dengan
tujuan ganda, yaitu untuk memperluas Pengaruh Kerajaan Singhasari ditengah
makin melemahnya Pengaruh Kerajaan, dan untuk membentuk sebuah Konfederasi
Malaya dibawah Kerajaan Singhasari untuk menghadapi potensi serangan dari
pasukan Kublai Klan (Casparis 1989,
1992).
HUBUNGAN SINGOSARI - sriwijaya - MALAYU DHARMASRAYA
Salah satu Candi di Muara Jambi,
Candi Gumpung, memiliki kemiripan dengan Candi Jawi di Jawa Timur yang
merupakan candi pemujaan dari Krtanagara, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Krtanagara sepertinya berusaha untuk menjadikan Jambi sebagai titik strategis
dengan mengirimkan pasukan dan buruh untuk membangun tempat Pemujaan Buddha di.
(Suleiman 1982).
Krtanagara tidak saja mengembangkan
pengaruhnya di Muara Jambi, tetapi juga sampai ke Dharmasraya, hal ini
dibuktikan dengan pemberian patung Amoghapasa. Penempatan patung ini oleh
Krtanagara di Dharmasraya, secara kontektual dapat diartikan sebagai
bentuk pengakuan Dharmasraya sebagai Ibukota baru.
Dengan pindahnya Ibukota Kerajaan
Melayu ke Dharmasraya, berakibat hilangnya monopoli perdagangan maritim
di Selat Melaka yang merupakan gerbang ke Thai dan Jawa, sehingga perekonomian
diarahkan pada ekplorasi potensi Sumber Daya Alam Pertanian (land-based
resources).
Dharmasraya, terletak tepat di perbatasan
antara Jambi dan Minangkabau, dan merupakan lokasi yang ideal untuk merumuskan
kembali identitas kerajaan Malayu baru sebagai Kerajaan berbasis Sumber Daya
Alam Pertanian (land-based state), yang diperkaya dengan konsep politik
dan kelembagaan yang dibawa dari Java Timur
Manuskrip Tanjung Tanah
mengindikasikan bahwa Dharmasraya merupakan tempat pengaturan perdagangan
di daerah perdalaman yang terindikasi dengan adanya kerjasama yang erat dengan
Lembah Kerinci hingga Palembang sebagaimana pada halaman 29 – 30.
Penguasa Dharmasraya
menyadari pentingnya untuk mengatur perdagangan dengan Kerinci yang dikenal
dengan deposit emasnya yang sangat besar dan menarik bagi Penguasa Kerajaan
Malayu dimana pada manuskrip tersebut ditemukan aturan yang dikeluarkan
Maharaja Dharmasraya yang berbunyi “barangsiapa yang terbukti menipu
dalam menimbang [...] akan didenda sebesar satu dan seperempat tahil emas"
Masih ada sambungannya........
Comments
Post a Comment